Rabu, 29 Desember 2010

Adat Istiadat Suku Sunda



Suku Sunda adalah salah satu suku di Jawa diantara puluhan suku yang ada di Indonesia.  Mempelajari adat istiadat Suku Sunda dengan segala kekayaannya menjadi bahasan menarik kita kali ini.
Mempelajari adat istiadat sebuah suku bangsa berarti pula mempelajari sebuah entitas kebudayaan bangsa. Bukan hanya itu, dengan mempelajarinya berarti juga kita telah ikut melestarikannya. Inilah yang mestinya kita lakukan, sebab aneka ragam suku bangsa Indonesia adalah kekayaan bangsa yang  tak ternilai dan tidak ada duanya.
Proses mempelajari adat istiadat  ialah dengan cara mengenal, mengetahui, merekamnya, dan kemudian menuliskan ulang agar dapat dipelajari oleh generasi–generasi berikutnya.

Pengaruh Islam dalam Adat Istiadat Suku Sunda
Agama Islam sangat mempengaruhi adat istiadat yang terbentuk dalam kebudayaan suku Sunda. Hal ini dikarenakan adanya ketaatan beragama orang-orang Sunda yang amat kuat.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai bentuk upacara adat yang diadakan oleh suku Sunda, sangat kental nuansa Islaminya. Percampuran antara adat budaya dengan agama ini bukan hanya terjadi pada suku Sunda saja, ada pula beberapa suku lainnya yang mengalami asimilasi semacam ini.
Bahasa
Dari sudut sejarah dapat diterangkan tentang adanya bahasa Sunda yang halus atau kurang halus, bahasa Sunda murni atau tidak murni.
Sunda Priangan pernah mendapat pengaruh dari kerajaan Mataram Islam. Antara kaum bangsawan Sunda di Sumedang dan kaum bangsawan di Yogyakarta dan Solo terdapat hubungan kekerabatan, sehingga bahasa Sunda Priangan lebih halus.
Sedangkan pada daerah yang telah tercampur dengan penggunaan bahasa Jawa, cenderung lebih tidak halus. Ini dapat terlihat pada penggunaan bahasa Sunda di Cirebon atau Banten. Karenanya mereka pun lebih menyebut diri sebagai orang Cirebon atau orang Banten.
Tetapi, sebaliknya bagi orang Sunda Priangan , semua orang yang memakai bahasa Sunda sebagai bahasa ibu, di mana pun dia tinggal tetap disebut sebagai orang Sunda.

Karya Sastra dan Seni
Cerita pantun adalah karya sastra Sunda yang tertua, yang berisi cerita-cerita kepahlawanan dari suku Sunda dalam wujud puisi yang saling bergantian dalam bentuk prosa berirama. Pantun-pantun itu biasanya dibacakan dengan iringan kecapi, yang dapat merasuk ke dalam sukma orang-orang Sunda.
Bentuk karya seni lainnya dalam adat istiadat suku Sunda ialah wayang dan cerita wawacan. Wayang bagi orang Sunda hanya hiburan belaka, sebab mereka seringkali tidak tertarik pada isi cerita atau lakonnya.
Cerita-cerita wayang lebih banyak yang berasal dari epos legendaris dari India, yakni Mahabarata dan Ramayana. Jika melihat wayang, mereka cenderung hanya senang dengan nyanyian para sinden. 
Sedangkan cerita wawacan lebih banyak diambil dari cerita-cerita Islam, yang diceritakan dalam bentuk nyanyian dan disebut beluk. Beluk biasa dinyanyikan sambil menunggui orang yang baru saja melahirkan dan bayinya. Agar tidak terjadi sesuatu apapun, orang yang baru saja melahirkan akan ditunggui oleh beberapa orang, bisa tetangga ataupun kerabatnya.
Sekelumit adat istiadat suku Sunda di atas semoga menjadi awalan untuk ketertarikan mempelajari yang lebih banyak lagi tentang suku Sunda. Jika bukan kita sendiri orang Indonesia, siapa lagi yang akan melestarikan adat istiadat suku bangsa di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar